Minggu, 28 November 2010

29 november 2010

Happy first month anniversary Muhammad Kamal Alif :* meskipun ga sesuai harapan gua. gua kira ini bakalan ada sesuatu yang special tapi ternyata engga hehe it's okay lah.
Happy Birthday my beloved friends Thelita Eden Geavanni Dauhan :) Semoga yang terbaik selalu buat lu yaaaaa :)
gua kira mungkin hari ini bakalan menyenangkan tapi ternyata guanya juga malah sakit -,- gara" kemaren keujanan. gua kira eden juga gabakal marah hari ini gara" kemaren gua lebih milih bantuin jeje bikin surprise buat harry. karna memang gua udah janji duluan. tadinya memang gua gabakal keluar gara" mendung, tapi udah ga mendung yaudah gua jadi keluar. gua mau nyusul eden tadinya tapi keburu marah yasudah lah maaf yaaaaaaaaaah semuanya. buat temen" gua mungkin kalian mau bilang gua sombong, lebih mentingin cowok, atau apalah itu. intinya ada sesuatu hal yang gabisa gua bilang sama kalian. maaf banget yaaaaaaaaaaaaaaaaah

Selasa, 02 November 2010

MIRROR IS A REVERSE

suatu hari aku bertemu seorang wanita yang sedang lemas wajahnya pucat terlihat seperti orang sakit (mungkin memang sedang sakit). Lalu aku pun tertarik untuk berbincang dengannya. pertama aku senyum kepadanya lalu dia membalas senyuman pula kepadaku, senyuman yang begitu manis namun sayang wajahnya terlihat sangat pucat. jika saja wajahnya tidak pucat senyuman itu akan menjadi senyuman yang indah. pertama aku mulai menanyakan tentang penyakitnya. tapi awalnya dia enggan bercerita. tapi selama aku berbincang-bincang aku tau dia sebaya dengan ku, bahkan kami memiliki tanggal lahir yang sama. banyak kemiripan diantara kami. kami sama-sama menyukai tokoh kartun doraemon, takut pada cicak dan ayam. bahkan banyak kebiasaan kami yang sama. setelah sekian lama aku menanyakan kembali tentang penyakitnya. akhirnya dia mulai bercerita.

awalnya penyakitnya itu saat ia sedang bercanda dengan teman"nya. lalu ia merasakan sakit yang amat sangat pada kepala sebelah kirinya. sakit yang membuatnya langsung terjatuh. tapi sakit kepala itu hanya berlangsung beberapa detik. awalnya ia kira itu hanya migren biasa. namun semakin sering ia merasakan sakit pada kepala sebelah kirinya itu. sampai ia naik ke kelas 3 SMP. berarti sudah setahun semenjak ia merasakan sakit pada saat pertama kali itu. "saya sih biasa aja, tapi penasaran banget. ga ngeganggu banget sih itu sakitnya karna cuma beberapa detik. tapi sakitnya banget banget deh" lanjut dia bercerita. akhirnya ia memeriksakan kepalanya ke dokter. "dokter sih bilangnya dia ga berani kalo soal kepala. karna dia bukan spesialis dia cuma doker umum. dia malah memarahi saya kenapa sakit kepala selama ini tapi didiemin aja. lalu dia menyarankan saya agar datang ke dokter spesialis syaraf. ketika saya bilang ke orang tua saya. orang tua saya sih cuma diem. baru minggu depannya saya pergi ke dokter spesialis syaraf. pas di dokter tekanan darah saya tinggi, jadi dokter juga menganggap penyakit saya ini hanya karna tensi saya yang tinggi. lalu dokter hanya memberikan saya obat dan berkata jika minggu depan saya masih seperti ini saya harus di ct scan. sesampainya saya di rumah saya menceritakan ini semua kepada orang tua saya. mereka lagi" hanya diam. bahkan untuk saya berobat saja kedua orang tua saya harus bertengkar terlebih dahulu. sebagai anak sih saya tidak mau bikin orang tua saya bertengkar. yasudahlah saya hanya diam jika saya sedang merasakan sakit." lalu dia diam sejenak. aku berpiikir apakah ada orang tua yang seperti itu? mengapa harus bertengkar saat anaknya sedang sakit dan membutuhkan perawatan? aku hanya diam. dia kembali melanjutkan ceritanya. "waktu itu saya ikut sama ade sepupu saya yang mau berobat alternatif, pengobatan yang meggunakan telur. saya menceritakan semua yang saya rasakan kepada orang yang mengobatinya. lalu dia berkata ada penyempitan pembuluh darah. tapi dia tidak memberi tahu dimana tepatnya penyempitan pembuluh darah itu. saya kesana cuma sekali, harusnya sih setiap minggu. tapi seperti biasanya sih yaaaa orang tua saya hanya diam. lalu sayapun diam tentang penyakit saya. tapi saya teringat lagi akan sebuah artikel di internet yang mengatakan penyempitan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit stroke. sayapun kaget, apa mungkin anak berumur 14thn seperti saya bisa mendapatkan penyakit yang seperti ini? tapi saya mebuang jauh pikiran itu. saya beusaha berpikir positif. sudah lama tadinya saya melupakan tentang semua ini. namun baru saja kemarin ketika saya menginap di rumah nenek saya. tante saya berkata jika kita sering sakit kepala itu adalah gajala stroke. lalu aku bertanya apakah penyempitan pembuluh darah juga termasuk gejalanya?lalu tanteku berkata iya. aku teringat lagi akan hal itu.sampai sekarang penyakitku masih sering kambuh, tapi yaaa aku hanya diam. aku hanya tidak ingin orang tuaku bertengkar lalu sedih akan penyakitku ini." aku teridam. mendengar ceritanya itu. apakah mungkin orang tua akan membiarkan anaknya seperti itu? aku rasa tidak mungkin. cepat atau lambat dia butuh perawatan dokter, dan orang tuanya pun perlu tau tentang semua itu. aku hanya kagum penyakit yang seperti itu bisa ia tahan sendiri. tapi terbesit sesuatu. semua tentang dirinya sama sepertiku. apakah dia itu aku?

aku yang masih bertanya akan pertanyaan itu. sambil memandangi wajah cantiknya namun tertutupi oleh wajah pucatnya. memikirkan orang tua yang selalu bertengkar jika buah hatinya sedang sakit? membayangkan betapa sakitnya merasakan sakit yang begitu parah itu sendirian apalagi saat melihat orang tua yang kita sayang bertengkar karna itu. aku mencoba mengerti apa yang sedang ia rasakan. di balik senyumnya yang manis aku tau sedang terasa sakit yang amat sangat yang ada di dalam dirinya. sesekali dia memegang kepalanya itu, mungkin dia sedang merasakan sakit, tapi mengapa ada sesuatu juga yang membuat aku merasakan sakit di tubuhku? seperti tubuh ini juga merasakan apa yang dia rasakan. "ada apa dengan kepalamu?"tanyaku. dia hanya tersnyum dan menggelengkan kepalanya. "sungguh kuat sekali fisiknya, dia adalah orang yang kuat sesakit apapun penyakitnya dia tetap tersenyum dan berusaha terlihat kuat di depan orang lain." aku tidak tahu bila aku yang merasakanya mungkin aku akan menangis jika sakit seperti itu. Semakin lama aku semakin mengerti apa yang dia rasakan. Mengerti dan akupun mulai merasakan. Ya! Aku merasakannya juga saat dia sakit, saat dia memegang kepalanya rasanya aku juga sedang memegang kepalaku karna sakit. Tapi ku lihat tanganku, tanganku masih diam tidak memegang kepalaku sama sekali. "sakitmu sedang kambuh ya?" aku bertanya. Dia hanya tersenyum, aku anggap itu sabagai jawaban "ya". Melihat wajahnya aku mengerti apa yang sedang dia rasakan, sedih melihat orang yang senyumnya manis seperti itu harus merasakan sakit yang amat parah.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Perkenalan aku dengan dia berlanjut, kami sering berpergian bersama. Semakin mengenalnya dia adalah orang yang sangat baik, bahkan sangat ceria. Suatu hari dimana saat itu aku sedang bersedih. Lalu aku menjenguk dia yang sedang sakit, dan di rawat di Rumah Sakit. "mukamu terlihat murung, auramu hari ini jelek" ucapnya saat melihat aku masuk ke ruangannya. "tidak, buktinya aku masih bisa tersenyum. kamu ini sudah seperti paranormal saja yang bisa melihat aura seseorang." ucapku. "oooooh tentu saja aku tau, aku pintar. mukamu terlihat seperti nenek-nenek yang sudah tidak makan berhari-hari membuat pipimu terlihat berkeruuuuuuuut sekali." dia mencoba menghiburku. Aku tertawa kecil akan perkataannya itu, tapi sepertinya belum puas jika tidak melihat aku tertawa. Lalu dia mencoba menghiburku terus-terusan. Seharusnya aku yang menghiburnya, bukan dia yang menghiburku. dia yang lebih sakit harus terbaring di kasur rumah sakit yang sangat tidak nyaman. aku semakin bangga dan senang bisa mengenalnya dia ternyata adalah orang yang sangat ceria, sesakit apapun penyakit yang ia rasakan ia tetap mencoba membuat orang yang berada di sekitarnya tersenyum bahkan tertawa. sesekali saat kami sedang tertawa dia batuk dan batuknya mengeluarkan darah, jujur aku ingin menangis melihatnya selalu seperti itu. tapi setiap aku ingin mengeluarkan air mata dia selalu memberikan senyuman terbaiknya untukku dan membuat aku menjadi tersenyum.

mungkin hari ini adalah genap sebulan dia berada di rumah sakit. setiap hari aku datang mengunjunginya. tapi kali ini berbeda, kami tidak bisa tertawa seperti biasanya. Aku tidak melihat tawa dan senyuman yang amat catik itu di raut wajahnya. Kali ini aku hanya bisa memandanginya dari jauh. Tadi malam setelah aku pulang dia menjalankan operasi entah untuk ke yang berapa. meskipun sebelumnya aku sudah mendengar dari kedua orang tuanya bahwa penyakitnya semakin parah sehingga dia harus di operasi kembali, namun kali ini dengan dokte spesialis yang lebih ahli. tapi kelihatannya operasi itu tidak berjalan sesuai yang di inginkan, keadaannya semakin memburuk. dia koma dan sekarang berada di ruang ICU. setiap hari aku hanya bisa melihatnya terdiam, tidak ada satu gerakan pun apalagi sebuah senyuman dari wajahnya. dokter mengizinkan ku masuk ke dalam ruangan dengan harapan aku bisa membangunkannya dari tidur nyenyaknya. Aku masuk dengan pakaian khusus, ruangan yang begitu menyeramkan, dingin, dan seperi tidak ada kehidupan hanya terdengar suara pendeteksi detak jantung, memberi tahu keadaan detak jantungnya. Pantas saja aku tidak melihat senyum dari wajahnya dia ternyata tidak bisa tersenyum karna terhalang oleh oksigen yang menutupi wajahnya. Aku duduk di samping tempat tidurnya, "hai, bagaimana kabarmu hari ini?" aku merasa seperti sedang berbicara seorang diri. namun aku tidak menyerah aku terus mengajaknya berbicara. menceritakan tentang apa saja yang sudah kami lakukan, tentang cerita" kami berdua, menyanyikan lagu favorit kami. Hanya untuk satu harapan dapat melihat senyumannya kembali.

Meskipun senyuman itu belum kulihat sampai hari ini, padahal sudah berhari-hari dia koma. Tapi dokter memberikan kabar kesehatannya semakin baik. setidaknya ada secercah harapan untuknya kembali sembuh. aku pun semakin giat untuk mengajaknya berbicara meskipun dia tidak menjawabku, aku tau dia pasti menjawabku dalam tidurnya, dia pasti masih menjadi pendengar yang baik untukku. aku bercerita dan terus bercerita kepadanya. kulihat jarinya bergerak, aku langusng lari keluar ruangan dan memanggil dokter. akhirnya tak lama kemudian dia sadar, dan memberika senyuman pertamanya setelah hampir satu bulan tak aku lihat. Dia langsung terlihat ceria seperti biasanya tidak seperti orang yang sedang sakit dan baru saja bangun dari komanya. melihat keadaannya yang berkembang sangat pesat, dokter mengizinkannya pulang ke rumah, namun dengan catatan harus check up satu kali seminggu.

kami pun kembali melakukan kegiatan yang biasanya kami lakukan, kami pergi ke bioskop, karaoke, dan belanja bersama. kali ini kesehatannya sungguh semankin baik, bahkan ada satu kegiatan tambahan kami yaitu lari pagi bersama. karna sekarang rumah kami berdekatan. sungguh seperti sebuah keajaiban bisa melihatnya sesehat ini, tertawa tanpa batuk yang mengeluarkan darah, tanpa harus ada operasi yang di lakukannya, dan yang paling terpenting adalah aku bisa kembali melihat senyum dan tawanya kembali.

hari ini adalah genap satu tahun dia sembuh dan keluar dari rumah sakit. kami berencana melakukan kegiatan yang sebelumnya sudah di tulis di selembar kertas.

"rutinitas perayaan satu tahun kesembuhan"

1. bangun pagi. (hari ini aku menginap di rumahnya)

2. lari pagi bersama.

3. pergi ke bioskop dan menonton film tentang persahabatan.

4. pergi ke tempat karaoke dan menyanyikan lagu sepuasnya hingga suara serak.

selesai dan hal terakhir adalah mengucapkan janji persahabatan

kami melakukan rutinitas pertama yaitu bangun pagi setelah sama-sama terbangun dari tidur kami mengucapkan kata" yang sama "pagi sahabat" setelah berganti pakaian, kami melakukan kegiatan yang kedua yaitu lari pagi di pagi yang cerah. Pagi ini terlihat berbeda dengan pagi sebelumnya, lebih sejuk, lebih cerah, dan lebih ramah, dinginnya pun berbeda, tidak seperti pagi-pagi biasanya.dan hari ini terasa akan menjadi hari yang sangat menyenangkan untuk kami.

setelah selesai lari pagi kami mandi, dan bersiap pergi ke bioskop. kami menonton dua film sekaligus. film pertama adalah film yang membuat kami menangis tersedu sedu. lalu film yan kedua adalah film yang membuat kami tertawa terbahak-bahak. sungguh kali ini adalah satu pengalama baru yangbaru aku rasakan karna pergi bersama sahabat yang aku sayangi. lalu kami pergi ke tempat karaoke kami menyanyikan banyak lagu salah satunya adalah lagu audy feat nindy "untuk sahabat"

Aku bernyanyi untuk sahabat

Aku berbagi untuk sahabat

Kita bisa jika bersama

Kita berbagi untuk sahabat

Kita bernyanyi untuk sahabat

Kita bisa jika bersama

kami saling berpelukan setelah menyanyikan lagu itu, lagu yang sederhana tapi sangat cocok untuk kami.

saat aku sedang tertawa karna melihat tingkah kami yang lucu saat bernyanyi. tiba" aku mendengar suara yang sangat keras membuatku kaget dan berhenti tertawa. saat aku melihat kepadanya di sudah terjatuh. dia pingsan. aku mencoba membangunkannya. tapi dia tidak bangun juga, aku semakin panik akhirnya aku menelfon rumah sakit untuk membawanya ke rumah sakit.

satu jam sudah aku menunggunya di depan ruang UGD, akhirnya dokter keluar dengan muka yang sangat meyakinkan. aku menatap wajah dokter itu berharap tidak terjadi apa-apa dengannya. namun dokter mulai berkata dan akhirnya aku tau itu adalah hari terakhir aku melihatnya tertawa, tersenyum, melihatnya saat dia membuatku tertawa, dan terkahir kalinya aku menghabiskan waktu bersamanya. hari yang sangat berkesan, hari yang sangat berbeda, hari dimana pagi menyambut kami dengan sangat ramah, hari kami menangis dan tertawa pada hari yang sama karna menonton film, tapi satu hal yang belum kami lakukan. hal yang sangat penting yang seharusnya kami lakukan setelah semua kegiatan kami lakukan. namun dia telah pergi, tanpa melakukan kegiatan yang amat sangat penting ini. kami belum sempat mengucapkan janji persahabatan kami. janji persahabatan yang sudah kami siapkan dan kami simpan di kotak kayu. padahal hanya tinggal satu kegiatan tapi dia sudah pergi meninggalkanku pada hari yang harusnya menjadi hari terpenting bagi kami.

aku yang terus menangis melihat kediamannya, aku yang terus menangis memegang tangannya yang sudah dingin dan mulai pucat, aku yang terus menangis mengingat hal yang telah kami lakukan. aku menangis dan terus menangis. "jangan pernah menangis sahabatku, kamu adalah sahabat terbaikku. jangan pernah jatuhkan setetes pun air matamu itu di depanku karna itu hanya akan membuat aku bersedih karna melihat kamu menangis" terdengar kata-katanya yang pernah ia ucapkan ketika aku hampir menangis. aku diam dan menghapus air mataku. "sekarang tersenyumlah, seperti ku" aku pun memberikan senyumanku kepadanya.

hari ini hari dia di makamkan, ingin rasanya tidak datang ke pemakaman itu masih terlalu sulit untukku percaya bahwa dia telah pergi. namun ini lah sesungguhnya hari perpisahanku dengannya, dengan segala keberanian hati ku pun aku datang ke pemakaman itu. wajahnya sudah tidak terlihat terbungkus dengan kain putih bersih, sebuah lubang 2 x 1 meter sudah disiapkan. tubuhnya mulai di angkat dan di masukkan ke dalam lubang itu, perlahan tanah pun mulai menutupi tubuhnya hingga akhirnya tak terlihat lagi. tangis orang-orang pun tumpah pada saat itu, namun aku mencoba tetap berdiri tegap menahan air mata yang sudah membendung di mataku. sampai akhirnya batu nisan mulai dipasang dan tertulis nama "Mawaria Indira". Namaku? Itu namaku.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

aku tersadar, bahwa dia adalah aku, cerminan dari diriku. karna cermin selalu memantulkan sesuatu yang ada di depannya dengan keadaan terbalik. sifat dia yang ternyata dia adalah aku memang sangat berlawanan dengan sifatku, dia yang selalu ceria, aku yang selalu terdiam. dia yang selalu tertawa dan aku yang selalu menangis. dia yaaa aku tau sekarang dia adalah aku dan ini adalah mimpi dari mimpiku. mimpiku yang tidak pernah aku mimpikan karna sekarang aku berada di posisi dia, dia yang sudah berada disana. bukan berada dalam posisi aku aku yang sekarang berdiri. akulah dia. dan aku akan mengigat cermin ku "dia"